Loading...

Kala Yatim Hebat Menampilkan Potensi dan Bakatnya dalam Youth Expression Festival 2025

Image

Posted By : Afriza

Date : 05 November 2025

Bogor—Dengan langkah yang gugup, Safa mulai menaiki panggung pementasan. Seketika lampu sorot pun hanya tertuju padanya. Para penonton menatap dan menanti apa yang hendak ia tampilkan. Lalu, suara gamblang Safa berbicara bahasa Inggris langsung menyita perhatian seisi ruangan. 

“Aku sebenarnya gugup banget, soalnya aku jadi peserta Yatim Got Talent itu mendadak. Harusnya temanku yang jadi peserta, tapi dia bilang puisinya belum hafal jadi dia gak pede buat maju. Terus aku ditunjuk buat speech menggantikan temanku tampil di lomba Yatim Got Talent. Meskipun mendadak dan bikin deg-degan, aku senang bisa menampilkan yang terbaik saat itu,” ungkap Safa Fitria Oktaviani, peserta Youth Expression Festival 2025. 

Penampilan Safa, merupakan satu dari 110 peserta yatim dalam perhelatan Youth Expression Festival 2025. Perhelatan ini diselenggarakan Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa di Pondok Kapilih, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor pada Selasa-Rabu (28-29/10/25) lalu. 

Adapun perlombaan yang diselenggarakan dalam festival ini terdiri dari empat lomba seperti Yatim Got Talent pada hari pertama. Kemudian Storytelling, Kuis Ranking Satu, dan Melukis “Aku dan Mimpiku” pada hari kedua. 

Kala itu, Safa, yang pada hari pertama sudah menggugah penonton dengan speechnya yang ekspresif dan penuh gelora, semakin memancarkan letupan warna-warna bakatnya dalam lomba Storytelling pada keesokan harinya.  

“Safa, you’re such a good storyteller. Kamu sudah keren banget, bakat kamu sangat luar biasa untuk menjadi storyteller,” ucap Hamzah Ziyan, Content Creator yang menjadi Juri Youth Expression Festival 2025. 

Kebolehan Safa saat menampilkan kisah yang disadur dari kehidupan pribadinya juga kembali menenggelamkan penonton yang menyaksikannya. Dengan terisak, ia berseru bagaimana kepulangan sang ayah, justru menjadi kehadiran yang tidak pernah luput dalam hatinya dalam hidupnya. 

“Dengan berdasarkan kisah hidupku sendiri, aku pengin dari storytelling yang aku sampaikan bisa menginspirasi teman-teman lainnya bahwa yatim itu enggak semenyedihkan itu. Yatim itu bisa bangkit, bahkan jauh lebih baik dari yang lainnya,” ungkap Safa penuh semangat sekaligus haru. 

Sementara itu, dalam Kuis Ranking Satu, suasana tegang dan kompetitif menyelimuti seluruh peserta. Tidak terkecuali juga yang dirasakan Amelia Imelda, peserta yang berhasil menyabet juara pertama pada Kuis Ranking Satu. 

Saat aba-aba mulai membuka Kuis Ranking Satu, tampak raut wajah Amelia yang tidak ingin sedikit pun lengah dalam mendengarkan setiap soal yang disebutkan. Dalam waktu singkat, kepandaiannya berhasil membuat Amelia menumbangkan 21 peserta lainnya.  

“Alhamdullillah aku berhasil menangin lomba Ranking Satu. Aku senang banget. Aku memang suka ikut lomba seperti ini. Sebelumnya pun aku sudah pernah ikut lomba seperti ini dan menang juga juara satu,” ucapnya dengan senyum yang merekah bangga pada wajahnya. 

Amelia juga turut menceritakan kegemarannya dalam belajar yang terdorong oleh semangatnya yang sangat ingin meraih mimpinya.  

“Aku dari dulu memang senang belajar. Pas SMP, aku sampai berhasil masuk SMP favorit dan sekarang aku sudah masuk SMK farmasi. Nantinya aku pengin nerusin kuliah di farmasi atau keperawatan, aku pengin banget bisa bekerja di rumah sakit dan bisa membantu banyak orang,” ujarnya penuh semangat. 

Sudut matanya pun kemudian mulai berkaca-kaca saat Ia mencoba mengungkapkan motivasi di balik mimpinya yang ingin berkecimpung dalam dunia medis. Dengan perlahan dan menarik nafas panjang, ia menceritakan kondisi ibu dan kakaknya yang kini sedang berjuang melawan rasa sakit TBC dan Kanker Payudara menjadi motivasi terbesar dalam menggapai mimpinya. 

Fahrul Bahri, pengurus Yayasan Bangun Anak Jakarta, tempat Amelia dibina menyatakan, Amelia merupakan salah satu anak yatim hebat yang bisa membuktikan potensi dan bakatnya di tengah keterbatasannya. 

“Secara akademis, memang Amelia ini cukup pintar, cukup mumpuni. Dia anaknya sangat mudah menangkap dan memahami cuman agak pemalu. Makanya kita pun sekarang lagi melatih kepercayaan dirinya supaya bisa lebih banyak meraih kesempatan buat menggapai cita-citanya,” ungkap Fahrul. 

Lebih lanjut, Fahrul juga mengungkapkan, dengan uluran kasih dan kepedulian dari orang-orang di sekitarnya, anak-anak yatim bisa menjadi generasi potensial yang akan membawakan perubahan di masa depan. 

“Ketika melihat anak yatim, seharusnya kita bisa memahaminya dengan empati dan tidak sekadar simpati. Karena jika anak-anak yatim itu enggak hanya diberi simpati atau sekedar disantuni dan justru dididik dengan penuh kasih sayang mereka akan berdaya, menjadi generasi Sholeh dan solehah, serta berguna bagi masyarakat sekitar,” lanjutnya. 

Senada dengan Fahrul, Titania Goi dan Hamzah Ziyan, content creator yang hadir untuk menjadi juri dalam Youth Expression Festival 2025 juga menyatakan, keterbatasan anak yatim dengan potensi dan bakatnya menjadi amanah kita semua untuk bisa hadir mendampingi langkah mereka. 

“Dengan penampilan dalam Youth Expression Festival ini, kami bisa melihat sangat ada potensi dalam diri mereka masing-masing. Dan ini menjadi kewajiban, amanah kita semua untuk mendukung potensi mereka sehingga mereka bisa mengenal diri mereka lalu memahami bahwa kondisinya bukan sama sekali halangan untuk terus bertumbuh,” ujarnya. 

Dengan begitu, panggung pementasan Youth Expression Festival 2025 pun tidak hanya mementaskan beragam corak prestasi, melainkan juga mementaskan warna-warna potensi dan semangat para yatim hebat dalam perjalanan menjemput masa depannya yang cerah. Melayani Lebih Baik untuk Menumbuhkan Kebaikan. (Shinta Fitrotun Nihayah/LPM Dompet Dhuafa).

-
-
78

Komentar