Loading...

Inisiasi Kurikulum Pengajaran Santri Binaan, BSL Gelar Capacity Building dan FGD bagi Pembina Santri Lapas

Image

Posted By : Afriza

Date : 29 August 2025

 

Bogor—ID Humanity Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) menggelar Capacity Building dan Focus Group Discussion (FGD) bagi petugas Bina Santri Lapas (BSL) di Kota Bogor, pada Rabu-Kamis (27-28/08).  

Dengan diikuti oleh 54 peserta pembina rohani dari berbagai lembaga dan Kementerian terkait, acara ini berlangsung dengan paparan materi dan FGD penyusunan kurikulum dan silabus pembinaan santri lapas di seluruh Indonesia. 

Adapun materi yang dipaparkan mencakup Peran Petugas Bina Santri Lapas dalam Pembinaan Rohani Islam di Lapas yang disampaikan oleh Juperta Panji Utama (Deputi Direktur 1 Program Sosial, Kemanusiaan dan Dakwah, Dompet Dhuafa); Pendekatan Psiko-Spiritual dalam Dakwah di Lapas yang disampaikan Ahmad Zayadi (Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama RI); dan Teknik Komunikasi Efektif dan Konseling Rohani (Wakil Sekretaris Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI)). 

Kepala LPM Dompet Dhuafa, Kamaludin mengatakan, dengan digelarnya acara ini diharapkan para pembina rohani santri binaan di lapas seluruh Indonesia dapat menerapkan pengajaran yang sistematis dan terstruktur kepada para santri binaan. 

“Kami ingin menginisiasi suatu pengajaran ataupun kurikulum yang sistematis dan terstruktur, yang kemudian dapat dijadikan rujukan ataupun standar nasional di seluruh lapas Indonesia. Sehingga kita nantinya bisa sama-sama membina para santri binaan di lapas menjadi pribadi yang semakin lebih baik,” ungkapnya. 

Sementara itu, Penanggung Jawab Bidang Pembinaan Mental dan Spiritual Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Meliana menyatakan, sangat mendukung terbentuknya suatu kurikulum yang sistematis bagi para santri binaan. 

“Kami sangat berterima kasih kepada LPM Dompet Dhuafa. Karena dengan adanya penyusunan kurikulum ini, kita dapat menyusun program-program pembinaan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan spiritual, tetapi juga mental warga binaan. Sehingga nantinya mampu memberikan dampak yang signifikan bagi para santri binaan, keluarganya, masyarakat, serta negara,” ucap Meliana. 

Adapun output yang diharapkan dalam acara ini mencakup: Tersusunnya standarisasi kurikulum dan silabus pembinaan rohani Islam untuk lapas di seluruh Indonesia; Adanya buku panduan pembinaan yang disahkan Ditjen Pemasyarakatan; serta Terjalinnya jaringan nasional para pembina rohani Islam di lapas seluruh Indonesia. 

Abdul Azizi selaku salah satu peserta mengaku banyak mendapatkan wawasan baru tentang metode pengajaran untuk santri binaan di lapas. 

“Banyak hal yang saya dapatkan dari acara ini, diantaranya tentang metode mengajar di lapas dengan menggunakan pendekatan humanisme, keteladanan, dan yang lainnya. Karena tantangan kami para dai di lapas itu kan bagaimana supaya para santri binaan dapat termotivasi agar ke depannya bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi,” ungkap Azizi. 

Lebih lanjut, Azizi berharap usai diselenggerakannya acara ini, pihak pemerintah dapat turut serta dalam memberikan dukungan yang nyata dalam setiap pembinaan rohani untuk santri binaan di lapas. 

“Saya berharap akan lebih banyak acara serupa yang melibatkan kerja sama dengan instansi terkait seperti Ditjenpas, Kemenag, MUI, bahkan kalau perlu dengan Baznas juga agar penyampaian materinya tidak hanya penyampaian ilmu, tetapi juga ada bantuan-bantuan yang akhirnya menjadi kolaborasi dan semangat para santri binaan untuk ikut mengaji di lapas,” pungkasnya. (Shinta Fitrotun Nihayah/LPM Dompet Dhuafa) 

 

 

-
-
43

Komentar