Tangerang – Tak terasa sudah satu bulan lebih masyarakat Indonesia menerapkan satu era normal baru yang ditandai dengan menggeliatnya kembali aktifitas masyarakat setelah tiga bulan lamanya Pemerintah Daerah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dampak sosial dan ekonomi paling terasa di masyarakat menengah ke bawah. Penurunan pendapatan dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi faktor utama yang menjadi permasalahan.
Solusi alternatif yang bisa dilakukan oleh mereka yang terkena dampak dari pandemi dan kebijakan pembatasan sosial salah satunya adalah berdagang. Berdagang menjadi pilihan utama, karena selain tak membutuhkan dana besar, masyarakat juga terbiasa melakukan marketing secara daring melalui media sosial, ataupun secara offline dengan menyasar masyarakat sekitar sebagai konsumen.
Seperti halnya yang dilakukan Winda Astri (24) yang memilih berdagang minuman anak-anak dan aneka jajanan anak. Momentum anak-anak yang bersekolah secara online dimanfaatkan Winda untuk membuka lapak dagangan depan rumahnya di Jl. Haji Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan. Kebetulan hal itu beliau lakukan demi membantu suami yang terkena pengurangan gaji di kantornya.
“Karena kan suami lagi terkena imbas pemotongan gaji. Buat nambah-nambah bayar kontrakan sama makan, ya saya inisiatif aja dagang jajanan anak-anak. Kebetulan mereka pada gak sekolah, belajarnya dirumah,” ujar ibu 2 anak saat ditemui tim Dompet Dhuafa.
Sama halnya seperti Lutfi Ansori, Pemuda 35 tahun, yang terkena PHK pada Maret lalu, memilih membuka warung kopi dan aneka makanan cepat saji secara sederhana di gang sempit Jalan Aria Putra, Pamulang, Tangerang Selatan.
Sadar akses rumah terbatas dan tak cukup ruang untuk menarik konsumen, Lutfi memasang jasa pemesanan makanan via aplikasi ojek online. Kemampuan menerapkan teknologi ia peroleh dari tempat kerjanya dahulu yang bergerak di bidang properti.
“Dalam masa sulit seperti ini, kita harus pintar-pintar cari peluang. Apa aja dilakukan asal halal dan tak merugikan orang. Alhamdulillahnya lagi waktu di properti saya familiar sama pemasaran online”, ujar Pria asal Demak tersebut.
Penghasilan mereka terbilang lumayan perhari mereka mengaku bisa mengantongi penghasilan bersih antara Rp80.000-Rp100.000. Jumlah yang cukup untuk setidaknya memenuhi kebutuhan pokok dan tempat tinggal mereka yang masih mengontrak. Melihat perjuangan mereka para pedagang kecil yang sedang berjuang menghidupi keluarga di masa sulit dan senantiasa berikhtiar mencari penghasilan yang halal, Dompet Dhuafa membantu kebutuhan modal usaha mereka guna menunjang aktifitas perekonomian yang sedang mereka jalankan. (Riky Reynaldi)
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) adalah organ dompet dhuafa yang mengkonsentrasikan kegiatannya pada aktifitas distribusi dana zakat yang di optimalkan dengan adanya pelayanan konsultasi dan konseling mustahik. Tepatnya pada tanggal 14 Agustus 2004 LPM lahir dalam wujud entitras kelembagaan.
Lembaga Pelayan Masyarakat
Perkantoran Ciputat Indah Permai
Jl. Ir. H. Djuanda No. 50 Blok C 28-29 Pisangan,
Ciputat Timur – Tangerang Selatan 15419
Telp. (021) 74 703 703
WA. 08111544488
Dompet Dhuafa
Philanthropy Building
Jl. Warung Jati Barat No.14 Jati Padang,
Pasar Minggu – Jakarta Selatan 12540
Telp. (021) 27874080
WA. 08111544488